Total Tayangan Halaman

Minggu, 18 Maret 2012

Menanti Jawaban Dari Tuan Putri


Maaf sebelumnya cerita yang aku tulis ini cuma karanganku. Buat tugas yang mesti aku selesaiin secepatnya. semoga contoh cerpen yang aku tulis ini bermanfaat buat kalian.





Suatu pagi seseorang menghampiriku. Dia adalah seorang wanita yang bersekolah di sekolah sebelah sekolahku dulu, orangnya cantik, tinggi, anggun, dan menawan. Banyak orang-orang yang menyukainya entah itu teman-temanku bahkan masih banyak kakak-kakak kelasku di sekolahku dulu di Bangli. Kecantikannya yang begitu menawan membuat semua orang tampak kagum dengannya, termasuk aku. Tapi entah kenapa saat itu dia mengajakku untuk menemaninya pergi kepesta ulang tahun temannya tanpa aku sangka
sebelumnya. Saat itu juga mungkin dia sudah tahu bahwa aku suka padanya.
Saat itu juga aku merasa siang hari begitu panjang untuk menati pukul 04.30 WITA dan pergi kepesta ulang tahun temannya. Aku begitu ingin waktu cepat berlalu dan mengajak Putri ke rumah temannya membawa motor bututku. Ketika waktu menunjukan pukul 03.00 WITA Putri mengirimkan pesan singkat lewat BBMnya dan berkata “Ugix, tunggu lagi bentar ya! Aku lagi dandan nih.” Begitu katanya, dan akupun menjawab “Siiaappp tuan putri, yang cantik dandannya ya! Love You.” Begitu kataku sambil ngegombal padanya.
Beberapa menit kemudian dia memanggilku dari depan rumah, “Ugix jeyek!! Cepetan dong!!” katanya sambil menghinaku, aku enggak jawab karena aku belum mandi, sehingga aku mandi terburu-buru karena takut dia kecewa padaku. Semuanya pada aku tabrak bahkan gelas kaca dikamarkupun pecah “plaanggg!!!!!.” “Gawat nih, aku mesti cepat-cepat sekarang.” Begitu kataku dalam hati, tapi Putri terus manggil aku “Ugix, cepet dong!!” begitu katanya berkali-kali sampai akhirnya ibuku menemuinya “Maaf, adik ini siapa?” begitu kata ibuku “Saya temennya Sugi bu.” Jawabnya, dan akhirnya ibuku mengajaknya untuk masuk kedalam kamarku “Sini dulu dik, tungguin anaknya ibu dikamar aja palingan dia masih mandi dik, dia males mandi soalnya.” Kira-kira gitu deh yang gue denger dari kamar mandi sampai aku tertawa dalam hati.
Setelah keluar dari kamar mandi dikamarku aku lihat dia sedang baca majalah dewasaku, “Sialan, kebuka deh rahasia anehku.” Begitu kataku dalam hati. Dan parahnya lagi nih aku keluar kamar mandi cuma pakai handuk aja, jadinya dia ngelihat deh postur tubuhku yang kering kerontang itu. Ini gara-gara ibuku juga yang nyuruh Putri gadis idolaku itu masuk kekamarku. “Baahhhh… kok baru mandi gix? Tapi enggak apa-apa kok nungguin Ugix lama-lama, soalnya ibunya baik.” begitu katanya, entah dia ngegombal beneran atau karna takut marahin aku dirumahku. “Maaf ya Putri, tadi habis kamu BM aku, aku kira kamu lama dandannya.” Begitu balasku. “Enggak apa kok, lagian aku juga enggak suka dandan lama-lama, kan biar bisa mampir dulu dirumah Ugix bentar.” Katanya si Putri si gitu, akupun berbipikir dalam hati “Emangnya aku gimana ya? Kok Putri kayaknya seperti kena santet aja. Ah mungkin aku emang ganteng kali ya?” begitu pikirku.
Setelah beberapa percakapan itu aku menyuruh Putri untuk keluar dari kamarku “Putri cantik, keluar bentar mau?”  begitu suruhku. Dia pun menjawab “Iya ugix, lagian kamar ugix berantakan gini, udah itu bau lagi.” “Sial ni cewek, menghinanya terang-terangan amat.” Jawabku dalam hati. Putripun keluar dari kamarku yang bau. Di dalam kamar aku bingung mau pake baju yang mana. Kenapa juga aku tadi enggak minta tolong ama Putri supaya dia mau pilihin aku baju. Akhirnya aku memilih memakai jas milik kakak iparku dan juga celana dan sepatu sepupuku. Semoga dia memklumi karena semuanya pinjaman.
Sesudah selesai memakai baju milik sepupu dan iparku aku keluar kamar dan bertanya sama Putri “Say, pakaian ini cocok gak buat aku?” “Apa kamu bilang tadi?” begitu katanya. Mungkin karena aku memanggilnya “Say” dia jadi aga penasaran. Dia melanjutkan omongannya karena aku hanya terdiam saja “Waaahhhh, bagus kok gix, kamu jadi tambah ganteng. Ayo kita berangkat sekarang.” “Yess” teriakku kegirangan. Tapi dia menertawaiku sambal ngomong “aahhh Ugix lebay nih, hehehe.Ugix bisa bawa mobil?” aku jawab enggak aja karena memang enggak bisa, disamping itu juga mau bawa mobil siapa? “Ya, udah deh aku yang bawa mobilnya. Kamu duduk disamping aku aja ya! Cemen kamu! Masa cowok enggak bisa bawa mobil.” Dan aku menjawab “Rencananya aku mau ngajak kamu bawa motornya aku, tapi kamu malah ngajak aku bawa mobil. Ya udah boleh juga biar enggak kehujanan nanti, kasian juga kan nanti dandanan cantik tuan putriku hancur hehehehe.” Dijawab olehnya “Aahh bisa aja Ugix ngegombal.” Begitu katanya.
Setelah selesai bincang-bincang sambil minum teh tadi, aku sama Putri langsung pergi deh bawa mobil mewahnya Putri. Maksud aku mobil mewah bapaknya Putri, Putri kan masih minta uang sama bapaknya.
Di perjalanan Putri enggak ngomong sama sekali sama aku. Aku jadi ingat kata orang-orang setelah Putri nyuruh aku nemenin dia ke pesta. “Cieh cieehhh. . . .Sugi, Putri itu suka ama kamu, tapi sayangnya kamu itu cengar-cengir. Makanya jangan sampai Putri tahu ya kalau kamu suka cengar-cengir biasanya. Buat dia nyaman ama kamu pasti dia bakalan terima kamu deh. Kamu suka kan sama Tuan Putrimu itu? Aku ngalah deh buat kamu, lagian dia suka ama kamu. Enggak enak kan ngerebut haknya kamu? Nanti malem buat dia klepek-klepek ya pas kondangan ama kamu!! Good luck brother.” Kurang lebih begitu katanya. Aku jadi berpikir apakah sebaiknya aku tembak saja si Putri? Tapi aku bingung harus ngomong apa.
Selagi aku dan Putri cuma senyum-senyuman di dalam mobil tampak di depanku ada korban tabrak lari. Aku kasihan melihat anak kecil itu dan aku berupaya untuk menolongnya. “Adik kenapa? Kok kakinya berdarah gitu dik?” seperti itu aku menyanya. Dan anak kecil itu berkata padaku “Ya luka lah om, masak dicat? Om ini oon apa bego sih?” “Sialan anak ini padahal mau ditolongin malah dihina, dipanggil om lagi. Emang muka aku udah tua ya?” begitu pikirku. “Kalau begitu kakak anter pulang ya?” ajakanku dengan lembut. “Kok enggak diajak ke rumah sakit kak?” dia menawarkan dirinya. “Kok ada ya anak kecil keras kepala gini?” Begitu dalam pikiranku, tapi aku berkata “Tapi kakak, sama pacarnya kakak mau kondangan cepat-cepat dik.” Anak ini terus bandel dan akhirnya dia mengaku setelah aku dan Putri mau meninggalknnya kalau rumahnya dekat dan cukup diantar pulang aja “kak, anter pulang aja deh enggak apa-apa.” Sehingga aku berkata dalam hati “Sialan ni anak, kenapa enggak dari tadi aja?”
Kami melanjutkan perjalanan setelah mengantar anak kecil itu kerumahnya. Saat melewati sayong pada sore itu di Penelokan rasanya dingin sekali, sehingga aku menawarkan jasku supaya dipakai oleh Putri “Tuan Putri kedinginan ya?” tanyaku “Iya sayang, dingin banget.” Jawabnya. “Pakai jasku sampai dirumah temen ya sayang!!” ujarku. “Iya, makasih sayang.” Jawabnya sambil mencium pipiku. Rasanya seneng banget dan nampaknya saat itu juga udah ada tanda-tandanya kalau dia cinta sama aku.
Setelah lama perjalan yang aku dan Putri lalui tepat pada pukul 5.00 WITA akhirnya sampailah kita ditempat tujuan kami. Putri mengenalkanku pada temannya “kenalin, ini lo yang sering aku ceritain, ganteng enggak?” tapi Putri cuma berbisik sama temennya, dan aku dengar kurang lebih seperti itu. Temennya jawab “Ganteng kok, ini pacarmu put?” tapi Putri bilang “enggak, ini temenku kok. Tapi kalian enggak boleh naksir lo ama yang ini.” Temennya nanya lagi “kok enggak? Jangan-jangan yang ini buat kamu ya? Oh iya siapa namanya put? Sugi? Kok kayak nama kura-kuraku?” Trus Putri ngebelain aku deh “Usshhh hati-hati kalau ngomong. Yang penting kan orangnya ganteng.”
Lama waktu yang mereka pakai cuma buat ngomongin suatu hal yang engak jelas. Sampai-sampai pesta sweet seventeen temennya dimulai jam 6.30 malam. Rasa ngantuk karena kecapekan ditambah lagi dengan suasan sejuk dirumah temennya itu yang buat rasa ngantukku muncul. Aku memohon-mohon terus pada Tuhan semoga pestanya cepat berlalu. Suatu ketika Putri duduk disampingku dan terlelap di pelukanku. Mumpung dia tidur, akupun berkata “I LOVE YOU.” Akan tetapi ternyata dia pura-pura tidur dan menjawabnya “Perlu aku jawab?” “Perlu banget” singkat jawabku. “Entar ya, kalau acaranya udah selesai kita kepenelokan.” Nampaknya juga pas itu juga aku degdegan menunggu jawaban iya darinya. Rsanya lama banget sampai pesta itu selesai, bahkan selesainya baru jam 9.00 malam.
 Setelah berakhirnya pesta, kita menuju Penelokan dan Putri akan menjawab isi hatiku. Rasa degdegan it uterus menyelimutiku walaupun Putri sudah memberikan aku sebuah harapan.
Di Penelokan Bangli Putri malah langsung nerima cinta aku dan berkata “I LOVE YOU TOO Ugix.” Sambil mencium dan memelukku denga erat, bahkan aku menyambut pelukan itu. Akan tetapi dinginnya malam pada waktu itu masih terasa banget. Bintang ditutupi awan yang yang tebal, sehingga tidak ada satupun bintang yang kita lihaat malam itu. Hanya kita berdua yang ada disana malam-malam karena cuaca yang dingin seperti itu tidak memungkinkan orang-orang mengunjungi tempat itu.
Itulah jawaban dari tuan Putri yang aku nanti, tapi kini dia tidak seperti yang aku pikirkan. Dia pergi begitu saja tanpa ada sebab dan akibat yang jelas dia meninggalkanku. Sehinga daripada aku tidak memiliki status hubungan yang jelas dengannya, akupun memintanya untuk menyudahi hubungan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar